- Melihat Perempuan- perempuan Tangguh Pulau Kolorai
- 55 Pulau Kecil Digempur Tambang dan Sawit Tak Dibahas Capres
- Kala Pantai Kota Ternate Nyaris Habis karena Reklamasi
- Menelisik Implementasi Kota Jasa berbasis Agro-marine Kota Tidore Kepulauan
- Anak Muda Ternate akan Dapat Ilmu Gratis Soal Medsos
- Melihat Festival Kalaodi, dan Pekan Lingkungan Hidup P3K
- Ini Rencana Pesta Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di Malut
- Empat Lembaga Bongkar Bobrok PT Korido di Gane
- Ini Win- win Solution Konflik Tenurial TNAL dengan Warga Adat Kobe
- Di Mare akan Dikembangkan Jambu Mente
Mengunjungi Doko dan Palamea Desa Penghasil Batumulia Bacan
Berita Populer
- Empat Pelaku Spesialis Pencuri Barang Elektronik Diciduk Polisi
- Pulau Obi yang Kaya Kini “Telah Ludes”
- Survei Kecil Kondisi Listrik Pulau-pulau di Maluku Utara
- Riwayat Dusun Raja Suku Tobelo Dalam
- “Sultan Tidore, Morotai dan Jokowi.”
Berita Terkait
Semenjak booming-nya Batu Bacan (Chrysocolla Quartz) di tahun 2013, nama Pulau Bacan di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara, turut terangkat. Ironisnya, Kasiruta, pulau penghasil Batu Bacan, justru masih asing di telinga pecinta batumulia. Padahal, dari ‘rahim’ Kasiruta lah, batumulia berjenis Doko Majiko, Doko Gulao, Palamea, hingga Blue Electric, terlahir.
Pekan lalu kami bertiga Mahmud Ici, Ika Fuji Rahayu dan Suparto Mahyadin, melakukan perjalanan ke lokasi pertambangan Batu Bacan di Pulau Kasiruta. Pulau seluas 520,88 kilometer persegi tersebut dapat ditempuh dari Kota Ternate, ada moda transportasi laut dan udara dapat dimanfaatkan untuk menyeberang ke Pulau Bacan, pintu masuk ke Kasiruta. Kedua moda transportasi ini melayani rute Ternate-Bacan setiap hari. Dengan kapal laut, perjalanan dari Pelabuhan Bastiong Ternate ke Pelabuhan Babang Bacan memakan waktu tujuh jam dengan harga tiket Rp145 ribu per orang. Jika menggunakan pesawat udara, hanya butuh waktu sekitar 35 menit untuk duduk di kabin pesawat perintis yang terbang dari Bandara Baabullah Ternate ke Bandara Oesman Sadik Bacan. Harga per tiketnya mencapai Rp450 ribu. Malut Post memilih naik kapal laut Aksar Saputra 07.
Setibanya di Babang, perjalanan panjang ke Kasiruta dilanjutkan dengan menumpangi speedboat di Pelabuhan Habibie yang terletak di pusat Kota Labuha, 16 kilometer dari Babang. Demam Batu Bacan turut ‘mempercantik’ fasilitas transportasi dari dan ke Kasiruta. Sebelum batumulia ini diburu kolektor, Kasiruta merupakan pulau terisolir. Untuk mencapai pulau yang terletak di barat laut Bacan tersebut, warga harus menumpangi kapal kayu tua yang berlayar dua kali seminggu. Jika tak sabar menunggu jadwal kapal, tak ada pilihan lain kecuali menyewa speedboat dengan tarif Rp1 jut
