- Melihat Perempuan- perempuan Tangguh Pulau Kolorai
- 55 Pulau Kecil Digempur Tambang dan Sawit Tak Dibahas Capres
- Kala Pantai Kota Ternate Nyaris Habis karena Reklamasi
- Menelisik Implementasi Kota Jasa berbasis Agro-marine Kota Tidore Kepulauan
- Anak Muda Ternate akan Dapat Ilmu Gratis Soal Medsos
- Melihat Festival Kalaodi, dan Pekan Lingkungan Hidup P3K
- Ini Rencana Pesta Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di Malut
- Empat Lembaga Bongkar Bobrok PT Korido di Gane
- Ini Win- win Solution Konflik Tenurial TNAL dengan Warga Adat Kobe
- Di Mare akan Dikembangkan Jambu Mente
Ini Win- win Solution Konflik Tenurial TNAL dengan Warga Adat Kobe
Berita Populer
- Empat Pelaku Spesialis Pencuri Barang Elektronik Diciduk Polisi
- Pulau Obi yang Kaya Kini “Telah Ludes”
- Survei Kecil Kondisi Listrik Pulau-pulau di Maluku Utara
- Riwayat Dusun Raja Suku Tobelo Dalam
- “Sultan Tidore, Morotai dan Jokowi.”
Berita Terkait
Penulis Hamdan Volunter Kabarpulau.
Konflik tenurial di Maluku Utara masih sering terjadi. Misalnya antara warga dengan korporasi atau juga dengan pemerintah. Contoh konflik tenurial antara warga dengan pemerintah, sekarang ini yakni dengan kawasan Taman Nasional. Konflik ini perlu diselesaikan sehingga tidak merugikan masyarakat termasuk upaya konservasi hutan juga tetap berjalan. Sekadar diketahui, penetapan Taman Nasional Aketajawe Lolobata (TNAL) pada 2004 lalu, sempat memunculkan polemic, terutama warga di wilayah adat Kobe. Persoalan ini membuat masyarakat adat setempat mengambil langkah melakukan pemetaan wilayah adat mereka.
Difasilitasi Organisasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Provinsi Maluku Utara, serta didukung dua lembaga masing-masing Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF) dan Burung Indonesia, mereka ikut menggelar Workshop Pengusulan Rencana Pengelolaan dan Rencana Kerja Hutan Adat dan Kemitraan Konservasi Masyarakat Adat (KKMA). Kegiatan ini melibatkan masyarakat adat Kobe dengan pihak Taman Nasional. Ini sekaligus sebagai upaya menyelesaikan polemic yang terjadi. Workshop selain melibatkan pihak Taman Nasional Aketajawe Lolobata Wilayah I Weda, juga pemerintah desa, masyarakat adat Kobe dan AMAN Maluku Utara. Kegiatan ini dipusatkan di Kantor Desa Kobe (28/10) lalu.
“Workshop ini adalah tindak lanjut pertemuan beberapa waktu lalu antara AMAN dengan pihak Taman Nasional di Sofifi,” kata Ketua AMAN Malut Munadi Kilkoda. Dalam pertemuan sebelumnya, telah diagendakan ada pertemuan lanjutan bersama masyarakat adat Kobe membahas kelanjutan r
